Jumat, 09 Maret 2012

BAB 1 - Kajian Kasus : Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bag.1)


Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bagian 1)

TIDAK ada jaminan, seorang sarjana akan mudah mendapatkan pekerjaan. Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Tingkat persaingan pun semakin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tidak mendapat pekerjaan malah menambah jumlah angka pengangguran. Memulai berwirausaha sejak mahasiswa adalah sebuah pilihan.

Semenjak krisis ekonomi beberapa tahun silam, banyak perusahaan yang mulai mengencangkan ikat pinggang. Meski solusi yang dilematis, pemutusan hubungan kerja (PHK) selalu terjadi setiap tahun. Kini, bukan hanya jebolan SD sampai SMA yang menjadi pengangguran, namun banyak juga yang berstatus sarjana. Pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, hingga saat ini.

Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran tersebut, juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk "bekerja pada orang lain". Setelah lulus, para mahasiswa lebih memusingkan untuk melamar bekerja di mana, daripada berpikir untuk membuka usaha sendiri. Pola pikir ini bukannya datang secara tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya untuk bercita-cita sebagai pilot, misalnya, yang notabene bekerja pada orang lain, daripada menjadi pedagang.

Valentino Dinsi, SE, N.N., N.B.A., seorang praktisi bisnis, dalam bukunya yang berjudul "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Seumur Hidup", menekankan bahwa tidak mengapa menjadi pegawai, namun jangan sampai seumur hidup. Kalau perlu, pensiun dini untuk mulai berwirausaha. Wirausaha merupakan solusi bagi mereka yang tidak ingin terlalu terikat oleh tata tertib dan waktu.

Merintis menjadi seorang wirausaha sejak mahasiswa, kenapa tidak? Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. "Seret" permodalan, bukanlah hambatan. Seperti yang diakui oleh Rynni Pong Tondok, alumni Fisip Unpar Jurusan Adminstrasi Niaga angkatan 2000, pemilik Butik "Kuyagaya". "Modal awal pakai duit sendiri, cuma Rp 300 ribu. Modal berani saja," cerita Rynni pada Kampus, saat didatangi ke butiknya di Jalan Sulanjana, Bandung, Sabtu (24/12).


(bersambung ke hlm berikutnya..)

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : web Mercu Buana

0 komentar:

Posting Komentar