Jumat, 09 Maret 2012

BAB 1 - Mengapa Semakin Banyak Dibutuhkan Wirausahawan Baru?

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasehat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak  menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

- Khalifah ‘Umar -



Mengapa Semakin Banyak Dibutuhkan Wirausahawan Baru?

Andil dalam membuka lapangan pekerjaan yang saat ini, menjadi permasalahan global. Hanya sebagian kecil yang tertarik untuk terjun menjadi pengusaha, meskipun menjanjikan masa depan yang cemerlang. Menjadi wirausahawan saat ini sangat diperlukan bukan hanya kepentingan sendiri, tetapi untuk mengabdi pada bangsa dan negara.

Jumlah pengangguran di Indonesia cukup besar yaitu 40 juta orang dari 135 juta angkatan kerja atau 30% penduduk Indonesia masih dalam status pengangguran. Jumlah ini menunjukan sebuah gambaran tentang usaha yang sangat keras untuk mendapatkan pekerjaan. Anda tentu sudah tahu, banyak pengusaha kecil dan menengah yang berdiri kokoh ditengah krisis, yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)


Sumber gambar : http://www.partnersagainstcrime.org

BAB 1 - Sukses Membutuhkan Kerja Keras

Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Apa pun jenis pekerjaan dan usaha kita, tanpa kerja keras tidak akan membuahkan hasil. Ujian tanpa belajar tidak akan menghasilkan IPK yang bagus, kursus bahasa Inggris tanpa berlatih tidak akan memberikan hasil maksimal dan lain-lain. Begitu pula dalam menjalankan usaha, jika ingin menjadi wirausahawan yang berhasil maka syarat utamanya adalah harus mau bekerja keras.


Semakin sering mengasah diri menjadi pengusaha, semakin besar peluang untuk menjadi pengusaha sukses.

Sukses karena kepiawaian menemukan inovasi, pengemasan dan promosi. Wirausahawan membutuhkan kemauan dan tujuan yang jelas apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : http://www.theheartlinknetwork.com

BAB 1 - Pengertian Kewirausahaan


Beberapa definisi mengenai kewirausahaan :
  1. Wirausahawan adalah seseorang yang menemukan gagasan baru dan selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal.
  2. Wirausahawan adalah orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim.
  3. Wirausahawan adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha yang baru.
  4. Wirausahawan adalah orang yang dapat melihat cara-cara yang ekstrem dan mau mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Berdasarkan pendapat para pakar yang telah diuraikan di atas, ciri umum yang selalu melekat di dalam diri Wirausahawan adalah kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan inovatif. Ciri “kreatif” dan “inovatif” ini sebagai sifat yang terdapat pada diri Wirausahawan.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : http://www.goodlywomen.com

1.  

BAB 1 - Keuntungan Menjadi Wirausahawan


Banyak orang yang yang terdorong menjadi wirausahawan karena mereka memiliki banyak peluang mencapai tujuan yang dikehendakinya sendiri, memperoleh laba yang maksimal, dan banyak lagi. Kenyataan menunjukkan bahwa bila kita bekerja keras maka kita akan mendapatkan lebih banyak uang dan tentunya akan merasa lebih bahagia karena mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya, dibandingkan orang yang tidak mempunyai uang. Beberapa peluang sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kebebasan merupakan sesuatu yang sangat bernilai bagi seseorang. 

2. Mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi diri secara penuh.. Dengan memiliki sebuah usaha, mereka dapat mendemonstrasikan pikiran dan perilaku mereka sendiri yang berarti memberikan kekesaaan pada dirinya secara penuh.

3. Memperoleh manfaat dan laba yang maksimal.
Menjadi wirausahawan akan memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri keuangan atas investasinya. 

4. Terbuka kesempatan untuk melakukan perubahan
Kebebasan untuk mengubah kondisi perusahaan sesuai dengan keinginan kita yang sudah dipikirkan dengan sangat matang dan resiko yang diperhitungkan secara cermat.

5. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja.

6. Terbuka peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha mereka.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : Google

BAB 1 - Ciri Dan Sikap Wirausahawan


Wirausahawan yang sukses haruslah orang yang mampu melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, serta mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan solusinya. Geoffrey G. Meredith (1996) mengemukakan ciri-ciri wirausahawan yaitu: 


1. Percaya diri
Percaya diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi.


2. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
Apapun jenis usahanya , seberapa keraspun usaha yang dilakukan apabila ternyata tidak berhasil, maka tidak ada gunanya.


3. Berani mengambil resiko
Untuk memperkecil kegagalan usaha, seorang wirausahawan harus mengetahui peluang kegagalan (dimana sumber kegagalan dan seberapa besar peluang terjadi kegagalan), maka kita dapat berusaha memperkecil risiko.


4. Kepemimpinan
Memberikan suritauladan, tidak antikritik, berpikir positif, dan memiliki kecakapan dalam bergaul.


5. Keorisinilan
Keorisinilan dan keunikan dari suatu barang atau jasa, merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang diterapkan. Wirausahawan harus mampu menciptakan sesutau yang baru dan berbeda.


6. Berorientasi Pada Masa Depan
Memiliki pandangan jauh ke depan dan bila perlu sudah tiba lebih dahulu pada masa depan merupakan kemampuan yang biasanya ada pada setiap wirausahawan yang sukses.


Sikap Wirausahawan yaitu: 


·  Disiplin: Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.

·  Komitmen Tinggi: Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.

·  Jujur: Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.

·  Kreatif dan Inovatif: Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.

·  Mandiri: Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.


·  Realistis: Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : Google

BAB 1 - Membangun Kewirausahaan di Indonesia



Profil tenaga kerja Indonesia dikuasai oleh pekerja, sedangkan wirausahawan kurang dari seperlimanya. Apalagi mayoritas orang Indonesia ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Birokrasi pemerintah menjadi salah satu faktor yang mempersulit tumbuhnya wirausahawan di Indonesia. Semangat kewirausahaan harus dibangun berdasarkan asas pokok sebagai berikut:

  1. Kemauan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dan semangat mandiri.
  2. Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko.
  3. Kreatif dan inovatif.
  4. Tekun, teliti dan produktif.
  5. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Kerangka pengembangan kewirausahaan di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut:

  1. Memperbaiki pendidikan kewirausahaan, yaitu sistem pendidikan kewirausahaan yang menyebar dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dan melakukan kerja sama dengan dunia industrI melalui kegiatan magang kewirausahaan.
  2. Menyediakan infrastruktur (prasarana) yang tidak terbatas hanya pada transportasi dan komunikasi, melainkan juga infrastruktur pendidikan, baik formal maupun nonformal.
  3. Menyediakan informasi seluas-luasnya bagi wirausahawan yang berada pada tahapan start-up melalui layanan internet.
  4. Membuka akses selebar-lebarnya dalam pendanaan terutama bagi UKM.
  5. Membuat program komunikasi dan inisiatif bagi kewirausahaan. Program-program untuk member penyuluhan kewirausahaan melalui media massa diikuti oleh program insentif sebagai penghargaan.
  6. Menetapkan bidang-bidang yang mudah dimasuki oleh wirausawan baru (khusunya di bidang perdagangan dan kerajinan) serta mendorong wirausahawan yang sukses di bidang industri manufaktur.
Membangun kewirausahaan di Indonesia dengan mengubah paradigma, lembaga pendidikan memberikan bekal keterampilan berwirausaha serta didukung oleh pemerintah.

Pada akhirnya, keberhasilan bangsa Indonesia dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bergantung pada keberhasilan memberi kesadaran kepada lebih banyak orang agar tergerak hatinya untuk memilih kewirausahaan sebagai satu pilihan yang tepat dalam melakukan aktifitas kehidupannya.

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)


Sumber gambar : http://www.yousaytoo.com

BAB 1 - Kajian Kasus : Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bag.1)


Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bagian 1)

TIDAK ada jaminan, seorang sarjana akan mudah mendapatkan pekerjaan. Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Tingkat persaingan pun semakin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tidak mendapat pekerjaan malah menambah jumlah angka pengangguran. Memulai berwirausaha sejak mahasiswa adalah sebuah pilihan.

Semenjak krisis ekonomi beberapa tahun silam, banyak perusahaan yang mulai mengencangkan ikat pinggang. Meski solusi yang dilematis, pemutusan hubungan kerja (PHK) selalu terjadi setiap tahun. Kini, bukan hanya jebolan SD sampai SMA yang menjadi pengangguran, namun banyak juga yang berstatus sarjana. Pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, hingga saat ini.

Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran tersebut, juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk "bekerja pada orang lain". Setelah lulus, para mahasiswa lebih memusingkan untuk melamar bekerja di mana, daripada berpikir untuk membuka usaha sendiri. Pola pikir ini bukannya datang secara tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya untuk bercita-cita sebagai pilot, misalnya, yang notabene bekerja pada orang lain, daripada menjadi pedagang.

Valentino Dinsi, SE, N.N., N.B.A., seorang praktisi bisnis, dalam bukunya yang berjudul "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Seumur Hidup", menekankan bahwa tidak mengapa menjadi pegawai, namun jangan sampai seumur hidup. Kalau perlu, pensiun dini untuk mulai berwirausaha. Wirausaha merupakan solusi bagi mereka yang tidak ingin terlalu terikat oleh tata tertib dan waktu.

Merintis menjadi seorang wirausaha sejak mahasiswa, kenapa tidak? Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. "Seret" permodalan, bukanlah hambatan. Seperti yang diakui oleh Rynni Pong Tondok, alumni Fisip Unpar Jurusan Adminstrasi Niaga angkatan 2000, pemilik Butik "Kuyagaya". "Modal awal pakai duit sendiri, cuma Rp 300 ribu. Modal berani saja," cerita Rynni pada Kampus, saat didatangi ke butiknya di Jalan Sulanjana, Bandung, Sabtu (24/12).


(bersambung ke hlm berikutnya..)

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)

Sumber gambar : web Mercu Buana

BAB 1 - Kajian Kasus : Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bag.2)


Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bagian 2)

Rynni memulai usahanya sejak masih kuliah, tepatnya pada tahun 2002. Hobinya berbelanja dari mulai baju, sepatu sampai aksesoris, membawanya pada keinginan untuk berbisnis. "Awalnya sih cuma ingin punya baju gratis saja. Jual baju ke teman-teman kan ada untungnya tuh. Lumayan kan, jadi dapat barang gratisan," ujar Rynni sambil tertawa.

Bersama rekannya, Tisca, Rynni memulainya dengan berjualan baju secara eceran di kampus. Menawar-nawarkan pada teman-teman di kelas sampai menggelarnya di parkiran, tak malu-malu dilakukannya. "Naik bajaj dan pulang pergi naik kereta Jakarta-Bandung, duduknya di emperan pula karena nggak dapat tempat duduk, sambil bawa barang di keresek ukuran paling besar ada empat buah, pernah kita lakukan," beber Rynni.

Rynni sama sekali tidak mendapat bantuan modal dari orang tuanya. "Kalau dapat modal, nanti gue keenakan, jadi nggak mau usaha. Kata nyokap, gue harus tahu pedihnya seperti apa," jelas Rynni. Meski harus memutar otak sendiri dalam urusan permodalan, Rynni pantang menyerah. Tadinya sekadar ingin dapat barang gratisan, Rynni mulai mengelola usahanya lebih serius.

Akhirnya, mereknya lambat laun mulai dikenal banyak orang, terutama sendal produksinya. "Pengalaman paling berkesan waktu ikut Bazaar Gadis di Jakarta. Kita bawa 300 pasang sandal, sampai-sampai kerepotan mengaturnya di kereta. Tapi tidak menyangka, kita pulang tinggal bawa 13 pasang. Hari itu dapat Rp 38 juta," cerita Rynni.


Bermula dari jual eceran, kini Rynni telah memiliki toko sendiri. Barang-barangnya pun sudah banyak dikirim ke luar Pulau Jawa. Meski merahasiakan omset yang diraihnya, Rynni mengungkapkan bahwa dirinya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Lebih dari itu, perputaran uang yang diperolehnya sanggup membuat Rynni membuka satu usaha lagi, yaitu mendirikan sebuah cafe. "Modal saya adalah kerja keras," cetus Rynni.

Kisah Rynni yang membuka usaha dengan modal pas-pasan juga dialami oleh Dermawan Hadi, mahasiswa Teknik Sipil Itenas Jurusan Teknik Arsitektur angkatan 1999, pemilik Distribution Outlet (distro) "Jealousy". "Modal awal Rp 500 ribu, patungan sama teman saya. Waktu itu jadinya 1 lusin baju, lalu kita jual ke teman-teman di kampus," ungkap Dermawan, yang biasa dipanggil Ndo, pada Kampus.

Semenjak merintis tahun 2002 dengan menawar-nawarkan produk pada teman-teman dan menitip ke distro-distro lain, kini Ndo telah memiliki toko sendiri. Produknya pun telah sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Padang, Medan, dan Pontianak. Omzetnya telah menembus puluhan juta rupiah per bulan. "Ini untuk biaya kuliah juga, karena pada awalnya saya ingin sedikit memberikan kontribusi pada orang tua. Malu juga kalau minta uang terus," ujar Ndo yang tengah menunggu waktu kelulusannya.

Berwirausaha sebenarnya sama saja dengan menolong diri sendiri, karena menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri alias tidak bergantung pada orang lain. Bahkan jika usaha semakin maju, seorang wirausaha bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Untuk urusan ini, Ndo pun tidak sendiri dalam mengelola Jealousy, yang beralamat di Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung. Ia bekerja sama dengan 7 orang temannya.

(bersambung ke hlm berikut..)

Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta  (Universitas Mercu Buana)
sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com

BAB 1 - Kajian Kasus : Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bag.3)

Sukses Bisnis Sejak Kuliah (Bagian 3)

Selain itu, lingkungan kampus yang kerap dikenal memiliki sumber SDM dengan intelektual tinggi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat mahasiswa selayaknya mengembangkan kewirausahaan berbasis kompetensi bidang keilmuan yang ditekuninya. Hal ini penting untuk melahirkan berbagai inovasi. Hal tersebut juga diakui Ndo, yang menyukai bidang desain, sebagai awal ketertarikannya terjun dalam bisnis distro. "Ini sebagai bentuk pemanfaatan ilmu juga," katanya.

Jeli melihat pasar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh para wirausahawan. Booming pemakaian telepon seluler, membuat Andrianto, alumnus STT Tekstil Jurusan Teknik Industri Tekstil angkatan 1999, memutuskan untuk membuka counter penjualan HP, pada tahun 2000. Setelah 5 tahun berjalan, Andrianto kemudian memilih untuk hanya menjual voucher pulsa. "Allhamdulillah sekarang sudah ada 3 counter," kata Andrianto, yang akrab dipanggil Andri.

Pendapat yang mengatakan bisnis dan hobi seringkali beriringan, memang ada benarnya. Selain berjualan voucher pulsa, Andri juga menjalankan bisnis yang bermula dari hobinya pada bidang fotografi. "Yang penting itu senang dulu, maka tidak akan terasa berat dalam menjalankannya," kata lelaki pemilik CV Aurapro yang melayani jasa pemotretan dan dokumentasi video ini.

Sama halnya dengan Andri yang bergerak di bidang dokumentasi visual, M. Iqbal El Hidayat--mahasiswa Fikom Unpad Jurusan Jurnalistik angktan 2001-- juga bergerak di bidang yang sama, dengan mendirikan Rumah Produksi "Kavlink 21". Berdiri sejak tahun 2001, Kavlink 21 awalnya bergerak di bidang film. Seiring perkembangan, Kavlink 21 pun melebarkan sayap ke bidang dokumentasi video, fotografi, dan company profile. "Awalnya karena saya melihat potensi dari bangkitnya film indie," kata Iqbal, Direktur Kavlink 21.

Meski sempat terseok-seok karena masalah dana, bahkan sempat vakum pada tahun 2003, maka mulai tahun 2005 ini Kavlink 21 berniat untuk bangkit kembali. Order pun mulai berdatangan. Bahkan, beberapa kali diundang menjadi pembicara dalam diskusi bidang film dan multimedia. "Dalam bidang film sendiri, kita sudah memiliki empat karya," ungkap Iqbal.

Salah satu film tersebut yang berjudul "Tunas-Tunas Dakwah" bahkan sudah diputar sampai ke UGM, Yogyakarta. "Film ini memang rencananya mau dikomersilkan, meski harus diedit ulang dahulu. Caranya, dengan dijual dalam bentuk VCD dan road show ke kampus-kampus," jelas Iqbal.

Selain road show, Iqbal juga merencanakan untuk membentuk komunitas-komunitas diskusi di kampus-kampus. Hal ini dilakukan bukannya tanpa tujuan. "Mahasiswa kan segmen utama kita. Jadi harus didekati," kata Iqbal lagi.

Iqbal mengakui, belum merasakan keuntungan material yang berarti dari bidang yang dijalaninya ini. Meski demikian, Iqbal dan teman-temannya tetap berkomitmen untuk membesarkan Kavlink 21. "Kita membangun dari nol, jadi tinggal usaha untuk membesarkannya saja. Meski profit masih sedikit, namun niat kita memang ingin meraih keuntungan lewat film," papar Iqbal.

Sama halnya dengan Iqbal, Imam Hidayah, pengelola Toko Buku dan Perpustakaan "Taman Bunga", Jatinangor, yang baru berdiri pada Mei 2005, juga tidak memedulikan keuntungan materi yang sedikit. "Untung dari jual buku kan kecil," cetus Imam yang juga mahasiswa Fikom Unpad Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2001 ini.

Meski demikian, Imam dan 7 orang temannya yang sama-sama mendirikan Taman Bunga tidak terlalu memedulikan hal tersebut. "Saya memang suka buku. Selain itu, di sini saya juga bisa bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Ada kesenangan tersendiri di situ," kata Imam.

Namun Imam tetap mempunyai perencanaan ke depan untuk mengembangkan usahanya. Imam berencana untuk membuka penerbitan, sebagai unit usaha lain, karena melihat masih banyaknya buku-buku teks berbahasa asing yang belum diterjemahkan. "Inginnya sih bisa membiayai kuliah dari usaha ini. Cuma kita saat ini memang masih merintis. Setidaknya, bisa makanlah dari sini," ujar Imam.

Cerita-cerita di atas merupakan potret mereka yang sudah terjun berwirausaha sejak di bangku kuliah. Berani dan optimis merupakan kuncinya. "Dulu mungkin anak-anak di Indonesia lebih 'diarahkan' untuk menjadi worker. Namun sekarang yang saya lihat, kecenderungan anak-anak muda di Indonesia untuk mulai berani berwirausaha sudah mulai muncul," demikian pendapat Iqbal.

"Banyak mimpi-mimpi untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik. Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan? Saya sendiri tidak pernah bermimpi bahwa besok ada revolusi atau KKN tiba-tiba jadi bersih, cuma setidaknya kita di sini telah melakukan sesuatu, meskipun kecil. Kita tidak diam saja," ungkap Imam.***

sumber: www.pikiran-rakyat.com

                    

BAB 1 - Kajian Kasus : Pembahasan 1 (Sukses Bisnis Sejak Kuliah)


Sukses Berbisnis Sejak Kuliah (1)

'Meniru' Trik Sukses Apple dan Google


SUDAH banyak yang membuktikan, memulai bisnis sejak muda sering kali membuahkan kesuksesan. Banyak mahasiswa merintis bisnis ketika di bangku kuliah, dan mampu mengembangkannya menjadi perusahaan bernilai miliaran rupiah.

Situs Huffingtonpost, Rabu (29/6/2011), melansir daftar 10 pengusaha yang sukses merintis bisnis sejak kuliah. Berikut bagian kedua daftar tersebut.

6. Steve Wozniack


Pada 1971, Wozniack terdaftar di University of California, Berkeley. Pada tahun yang sama, dia mulai bekerja dengan Steve Jobs untuk membangun “kotak biru” yang memungkinkan orang untuk melakukan panggilan jarak jauh secara gratis. Pada 1975, Wozniack dropped out dari UCBerkeley dan terus bekerja dengan Jobs untuk mengerjakan desain papan sirkuit dan sistem operasi.

Proyek ini akhirnya berkembang menjadi sebuah perusahaan bernama Apple Computer. Dan meskipun Wozniack meninggalkan perusahaan pada 1987, dia berhasil membuat pangsa pasar yang cukup besar. Dan seharusnya, kekayaan bersih Wozniack bernilai lebih dari USD45 juta atau setara dengan Rp388,2 miliar.

7. Larry Page dan Sergey Brin


Duo ini bertemu saat kuliah pascasarjana di Stanford pada pertengahan 90-an. Page sedang mengambil gelar Ph.D. untuk ilmu komputer dan Brin sedang mengejar gelar Ph.D. dalam bidang matematika. Pada 1996, mereka meninggalkan kuliah untuk mulai bekerja sama dalam teknologi pencarian baru yang berdasarkan satu ide: urutan situs terdaftar di search engine harus berdasarkan relevansi.

Relevansi ini ditentukan dengan cara menganalisis jumlah sebuah situs yang terhubung dengan situs lain. Semakin sering sebuah situs dihubungkan, maka semakin relevan hasilnya. Pada 1998, mereka membuka kantor Google di sebuah garasi di Menlo Park. Hari ini, Google bernilai miliaran dolar. Pada Maret 2011, Page dan Brin sama-sama bernilai USD19,8 miliar atau setara dengan Rp170,8 miliar.

8. Marc Andreessen


Saat kuliah untuk gelar Bachelor ilmu komputer di University of Illinois di Urbana-Champaign, Marc Andreessen bekerja paruh waktu di Pusat Nasional untuk Supercomputing Applications yang ada di universitas. Di sana, dia dan rekan kerjanya Eric Bina mulai membuat browser yang user-friendly dengan grafis terintegrasi yang bisa bekerja untuk berbagai komputer.

Mereka memberikan nama browser barunya, Mosaic. Pada 1993, browser ini diposting untuk diunduh. Dalam beberapa minggu, software itu diunduh puluhan ribu kali. Namun, karena Mosaic milik NCSA untuk produksi perangkat lunak, maka Andreesen pun memulai perusahaan perangkat lunak sendiri yang bernama Netscape Mosaic. Perusahaan ini didirikan saat usianya 23 tahun. Akhirnya, America Online dan Sun Microsystems mengumumkan mereka bersama-sama akan mendapatkan Netscape sebesar USD4,2 miliar atau setara dengan Rp36,2 miliar.

9. Frederick W Smith


Mungkin tugas akhir kuliah paling legendaris adalah yang ditulis Frederick W Smith. Sebagai mahasiswa sarjana di Yale, dia menulis makalah yang menguraikan sistem pengiriman di tengah dominasi industri komputer.

Secara khusus, Smith memberikan dalil bahwa sebagai masyarakat yang hidup secara otomatis, seperti penggunaan komputer di bank untuk membatalkan cek daripada menggunakan tenaga manusia, maka masyarakat dan industri membutuhkan sistem logistik yang tidak biasa. Meski idenya brilian, kabarnya Smith menerima nilai C untuk makalah ini.

Tapi hal ini tidak membuatnya patah semangat. Setelah lulus dari Yale dengan gelar sarjana ekonomi, ide Smith terwujud menjadi kenyataan. Ini bermula setelah Smith membeli mayoritas saham di perusahaan perawatan pesawat. Smith menggunakan uang warisannya sebesar USD4 juta untuk mendirikan Federal Express.

10. Steve Huffman dan Alexis Ohanian
Kamu pernah mendengar reddit? Setelah lulus dari UVA pada 2005, Alexis Ohanian dan Steve Huffman mendirikan situs berita sosial yang saat ini dimiliki Conde Nast Digital. Memulai usaha di sebuah apartemen sewaan di Medford, Massachusetts, duo ini membangun versi pertama dari reddit. Perusahaan mulai online pada Juni 2005 dan sekarang menjadi sangat populer.(rfa)

Sumber : Hanna Meinita (http://kampus.okezone.com/read/2011/06/28/373/473656/meniru-trik-sukses-apple-dan-google)

BAB 1 - Kajian Kasus : Pembahasan 2 (Sukses Bisnis Sejak Kuliah)

Sukses Berbisnis Sejak Kuliah (2) 

Orang Tua Tak Mampu, Chairul Tanjung Rintis Usaha Sejak Kuliah

Chairul Tanjung memperingati 30 tahun dirinya menjadi pengusaha sekaligus meresmikan kerajaan bisnisnya, CT Corp. Chairul mengaku merintis bisnisnya dari nol karena orang tuanya tak mampu hingga sekarang bisa mengelola jaringan bisnisnya di bawah CT Corp. “Saya ingin bersyukur sudah 30 tahun saya berusaha. Saya sadar sekarang sudah agak tua. Saya sudah berusaha sejak kuliah karena orang tua saya tidak mampu membiayai,” tutur pengusaha yang disapa CT dalam peresmian perubahan nama perusahaannya dari Para Group menjadi CT Corp di Menara Bank Mega, Jalan Tendean, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
Saat kuliah, Chairul mengaku sudah memulai usahanya secara kecil-kecilan.
“Saya mulai dari pengusaha informal, lalu pengusaha kecil, pengusaha menengah, dan besar,” jelasnya.

Pada hari ini, memperingati usahanya sejak 1981, Chairul mengubah nama kelompok usahanya dari Para Group menjadi CT Corp. Perubahan nama ini diresmikan melalui makan siang yang mengundang berbagai pejabat negara, pengusaha, dan juga para duta besar.
CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Chairul Tanjung, kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 merupakan jebolan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Chairul yang merupakan anak dari seorang wartawan itu memulai bisnisnya dengan membuka peralatan kedokteran dan laboratorium, namun kemudian bangkrut.

Chairul Tanjung bersama 3 rekannya kemudian mendirikan PT Pariarti Shindutama pada tahun 1987, sebelum akhirnya berpisah dan mendirikan usaha sendiri. Usaha itulah yang kemudian dinamakan Para Group, yang hari ini resmi berganti nama menjadi CT Corp.
Majalah Forbes baru-baru ini menempatkan Chairul Tanjung di posisi ke-11 dalam daftar orang terkaya Indonesia. Kekayaan Chairul Tanjung meningkat pesar hingga US$ 900 juta menjadi US$ 2,1 miliar pada tahun 2011.

Sumber: Detik.com